Browsing Wordpress Themes and Blogger Templates

Breaking News

Sejarah Desa Cikeusal - Kuningan

Terbentuknya Desa Cikeusal
Desa Cikeusal diawali sejak jaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1891, pada saat itu ada beberapa pelarian Etnis Cina dari Cirebon yang mengungsi dan menyelamatkan diri kekampung-kampung dan diantaranya ada yang singgah di kampung ini. Keluarga Buyut Maruyung atau Buyut Ilong yang pada saat itu sebagai penghuninya. Kampung itu dikelilingi aliran sungai Cisanggarung yang notebene merupakan jalur transportasi saat itu oleh para pedagang Bambu ataupun Kayu dari daerah Luragung dan sekitarnya untuk diperdagangkan ke daerah Waled, Ciledug, Losari dan sekitar wilayah aliran sungai.
Kebetulan dialiran sungai ini dibangun Dam untuk Irigasi guna penyaluran air untuk mengairi areal lahan Tebu milik Belanda yang memiliki pabrik Gula didaerah Sindanglaut dan Babakan. Para pedagang Bambu dan Kayu ketika melewati aliran sungai harus berhenti dikarenakan harus melewati Dam serta memang saatnya istirahat setelah perjalanan jauh, sehingga pada saat itu terjadilah rentetan Bambu dan kayu sepanjang aliran sungai Cisanggarung hingga panjangnya mencapai puluhan meter. Dari situlah orang-orang warga menyebut kampung tersebut “Bantarawi” (Bantar = Rentetan dan Awi = Bambu) hingga sekarang disebutlah Kampung Bantarawi.
Desa Cikeusal berdiri sejak tahun 1929. Nama Cikeusal berasal dari kata Ci = air, Keusal = Sepet/Kesed. Awalnya tokoh-tokoh masyarakat pada saat itu mengambil nama karena air atau cai yang terkandung didalam tanah terasa sepet atau keusal disebabkan mengandung zat kapur. Seiring pada tahun 1933 karena daerah tersebut belum ada yang memimpin maka diadakan pemilihan pemimpin atau Kuwu pertama. Saat itu diikuti oleh 4 (empat) calon Pemimpin atau Kuwu tapi tidak satupun yang terpilih. 
Pada tahap kedua terpilihlah kuwu pertama Desa Cikeusal bernama Surya, tahun 1934 terjadi banjir besar sehingga seluruh desa Cikeusal termasuk Bantarawi terendam air dan Balai Desa pun menjadi korban keganasan banjir tersebut. Maka atas inisiatif bersama dan dengan perhitungan kesepuhan-kesepuhan diputuskan Balai Desa dipindahkan ke Kampung Bantarawi untuk memudahkan pelayanan dan aktivitas pemerintahan.
Hingga pada tahun 1981 terjadilah pemekaran Desa Cikeusal menjadi 4 (empat) desa atas Keputusan Mendagri yaitu : Kampung Bantarawi menjadi Desa Cikeusal, Kampung Cikeusal menjadi Desa Sukajaya, Kampung Manis menjadi Desa Mulyajaya dan Kampung Wage menjadi Desa Mekarjaya, saat itu 4 Desa tersebut masuk dalam wilayah kecamatan Luragung. Tahun 2001 terjadi pemekaran Kecamatan Luragung dan Kecamatan Cimahi dan dari ke 4 Desa itu masuk dalam wilayah Kecamatan Cimahi sampai sekarang.

Sumber: Blog btrcikeusal



No comments